Pelatihan Hidroponik Berbasis IoT untuk Pemberdayaan Fatayat NU Desa Karimunjawa

Karimunjawa, 13 Agustus 2025 — Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim melalui skema Pengabdian Kepada Mitra (PKM) Hibah KEMENDIKTISAINTEK menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Sayur Hidroponik dengan Internet of Things (IoT) bertajuk “Pemberdayaan Kelompok Fatayat NU Desa Karimunjawa Melalui Budidaya Sayur Hidroponik Menggunakan Internet of Things untuk Menunjang Ketahanan Pangan serta Kebutuhan Gizi.”

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Karimunjawa, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara pada 13 Agustus 2025, dan diikuti oleh puluhan anggota Ibu-Ibu Fatayat NU Desa Karimunjawa.

Pelatihan menghadirkan Dr. Rossi Prabowo sebagai narasumber utama yang menyampaikan materi mengenai teknik budidaya sayur hidroponik, pengelolaan instalasi Nutrient Film Technique (NFT), serta penerapan teknologi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan suhu, kelembaban, dan nutrisi tanaman secara real-time.

Dalam pemaparannya, Dr. Rossi menekankan bahwa pemanfaatan hidroponik berbasis IoT bukan hanya meningkatkan efisiensi budidaya, tetapi juga menjadi solusi strategis bagi masyarakat kepulauan yang memiliki keterbatasan lahan dan sumber air. “Dengan teknologi ini, ibu-ibu Fatayat NU bisa membudidayakan sayuran sehat, bergizi, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung program ketahanan pangan lokal,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan praktik langsung mulai dari penyemaian benih, perakitan instalasi hidroponik, hingga penggunaan aplikasi pemantauan IoT.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian pangan masyarakat Karimunjawa sekaligus membuka peluang usaha baru di bidang pertanian modern. Melalui sinergi antara dunia akademik, organisasi masyarakat, dan dukungan pemerintah, kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan masyarakat kepulauan yang berdaya, sehat, dan sejahtera.

Kegiatan ini juga turut dihadiri Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Prof. Helmy Purwanto, Kepala LPPM Dr. Agus Riyanto, Sekretaris LPPM Dr. Indah Hartati, Ketua Program PKM Junvidya Herowati serta anggota Ayu Sabrina dan Ahmad Pandu.


Kelurahan Mlatiharjo, Kota Semarang, 2 Agustus 2025

Semarang – Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Kelurahan Mlatiharjo, Kota Semarang, dengan tema “Pelatihan Pemanfaatan Sampah Organik Dapur dengan Budidaya Maggot sebagai Sumber Protein Unggas dan Pupuk Organik Tanaman”. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, serta penerapan teknologi tepat guna di sektor pertanian.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 2 Agustus 2025 ini dihadiri oleh perangkat kelurahan, tokoh masyarakat, dan warga setempat. Tim pengabdian masyarakat Fakultas Pertanian Unwahas menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang budidaya maggot dan pengolahan sampah organik, dengan tujuan memberikan wawasan, keterampilan, serta motivasi bagi warga untuk memanfaatkan potensi limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi.

Latar Belakang Kegiatan

Sampah organik rumah tangga, terutama sisa makanan dan limbah dapur, seringkali menjadi permasalahan lingkungan karena penanganannya yang belum optimal. Melalui pelatihan ini, masyarakat diperkenalkan dengan Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam, yang larvanya (maggot) memiliki kemampuan tinggi dalam mengurai sampah organik menjadi produk bermanfaat. Maggot tidak hanya menjadi sumber protein alami untuk pakan unggas, tetapi juga menghasilkan residu berupa pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman.

Rangkaian Acara

Acara dimulai dengan sambutan dan pemaparan materi dari Ketua Program Pengabdian Masyarakat (Dewi Hastuti) yang menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan sampah organik sebagai salah satu langkah nyata menjaga lingkungan serta potensi maggot sebagai pakan unggas dan pakan ikan yang mengandung protein tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh narasumber (Hendri Wibowo & Fijay Afif Fauzi) yang menjelaskan teknik budidaya maggot, manajemen media dan siklus hidup BSF.  Rossi Prabowo menyoroti pencemaran lingkungan dengan banyaknya sampah rumah tangga yang dibiarkan tanpa ada pengolahan dan tidak dimanfaatkan. Sampah rumah tangga memiliki nilai manfaat yang besar bila diolah menjadi pupuk organik baik yang cair maupun padat, dan ternyata sampah rumah tangga organik merupakan sumber pakan untuk pembesaran maggot. Sedangkan Farikha Maharani menyampaikan kandungan gizi dan manfaatnya maggot untuk sumber nutrisi bisa dalam bentuk segar maupun yang sudah diolah menjadi tepung maggot.  Pada pelatihan budidaya maggot ini dipraktekan cara menetaskan telur lalat BSF menggunakan stater kit dari Fakultas Pertanian serta pembagian Stater kit untuk mendukung jalannya program ini.

Manfaat dan Harapan

Selanjutnya, peserta mengikuti sesi praktik langsung, mulai dari pembuatan wadah budidaya, penebaran media, pemberian pakan organik, hingga pemanenan maggot. Sesi ini menjadi kesempatan bagi warga untuk mencoba dan memahami proses secara menyeluruh. Melalui pelatihan ini, diharapkan warga Kelurahan Mlatiharjo mampu:

  1. Mengurangi volume sampah organik rumah tangga.
  2. Menghasilkan pakan unggas dan ikan berkualitas dengan biaya lebih hemat.
  3. Memperoleh pupuk organik yang ramah lingkungan dan meningkatkan produktivitas tanaman.
  4. Menumbuhkan peluang usaha berbasis pengelolaan limbah organik.

Fakultas Pertanian Unwahas berkomitmen untuk terus mendampingi dan memantau perkembangan implementasi teknologi budidaya maggot di masyarakat, sehingga dapat memberikan dampak nyata bagi perekonomian warga dan kelestarian lingkungan.